Hikayat Tikus dan Kucing Hutan
Raja Dabsyalim memerintahkan Baidaba untuk bercerita, maka Baidaba pun
memenuhi permintaan rajanya itu. Baidaba pun memulai ceritanya. Pada suatu
pangkal pohon kayu besar terdapat sebuah lubang. Di dalam lubang tersebut hidup
seekor kucinng hutan bernama Rumi. Di dekat lubang tersebut hidup pula seekor
kucing hutan lain bernama Faridun. Pada suatu hari, seorang pemburu datang dan
memasang jebakan jaring. Rumi terkena jebakan tersebut dan tidak bisa lepas.
Saat itu juga, seekor tikus keluar dari liangnya untuk mencari makan.
Alangkah terkejutnya tikus tersebut ketika dia tahu bahwa dia sudah terkepung
oleh para pemangsanya. Di depan tikus tersebut terdapat musang, di atasnya
terdapat seekor burung hantu, di depan terdapat Rumi, dan kalau dia ke belakang
akan tertangkap oleh Faridun.
Maka tikus pun memperoleh siasat, yaitu bernegosiasi dengan Rumi agar bisa
lolos dari maut. Si Tikus mengatakan bahwa dia akan melepaskan Rumi dari
jebakan pemburu dengan syarat dia mau melindungi Si Tikus dari gangguan para
pemangsa. Rumi pun menyetujuinya. Ketika burung hantu, musang, dan Faridun
mengetahui Si Tikus sudah dengan Rumi, maka mereka pun pergi.
Ketika semua pemangsa sudah pergi, Si Tikus menjarangkan gigitannya dengan
maksud agar Rumi tidak akan memangsanya. Lalu keduanya pun selamat dari maut.
Si Tikus bisa lepas dari kejaran para pemangsanya, sedangkan Rumi bisa terhindar dari jebakan Sang pemburu.
Pada suatu hari, Si Tikus keluar dari liang untuk mencari makan. Di jalan
dia bertemu Rumi. Rumi melambai dan menyuruh Si Tikus untuk dekat dengannya
dengan maksud agar Rumi bisa memakan Si Tikus. Si Tikus yang cerdik sudah
mengetahui maksud dari kucing hutan maka dia segera pergi dan mendoakan agar kucing
hutan selamat dan berbahagia.
Source : Panduan Belajar Bahasa dan Sastra Indonesia kelas XI. Alex Suryanto dan Agus Haryanta.(dengan perubahan)
Komentar
Posting Komentar
Jangan lupa komen ya.